PENDAHULUAN
Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebutsebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dankemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksidengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan zoon politicon.
Istilah manusia sebagi zoon
politicon pertama kali dikemukakanoleh Aristoteles yang artinyamanusia sebagai
binatang politik. Manusiasebagai insan politik atau dalam istilah yang
lebihpopuler manusiasebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia
memilikikemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalamsuatu
organisasiyang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,seperti
negara. Sebagai insan politik,manusia memiliki nilai-nilai yangbisa
dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya. Argumen yang mendasari
pernyataan ini adalah bahwa manusiasebagaimana binatang,hidupnya suka
mengelompok.Hanya saja antara manusia dan binatang berbeda memiliki cara
mengelompok yang berbeda, hewan mengandalkan naluri,sedangkan manusia
berkelompok dilakukanmelalui proses belajar dengan menggunakan akal
pikirannya.Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikankemampuan
untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dankemampuan untuk saling bekerjasama.
Selain itu juga adanyakepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam
kelompok,antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas,nilai kebersamaan dan nilaiberorganisasi.
Nilai adalah prinsip-prinsip dasar yang dianggap paling baik,paling bermakna, paling berguna, paling menguntungkan, dan palingdapat mendatangkan kebiasaan bagi manusia. Nilai kesatuan mengandungmakna bahwa komunitas politik merupakan kumpulan orang-orangyang memiliki tekad untuk bersatu dan komunitas politik hanya terwujudapabila adapersatuan. Nilai solidaritas mengandung makna bahwahubungan antar manusia dalam komunitas politik bersifat salingmendukung dan selalu membuka kesempatan untuk bekerja samadengan manusia yang lain. Nilai kebersamaan mengandung artikomunitas politik merupakan wadah bagi mereka untuk mewujudkantujaun hidup yang diidam-idamkan. Nilai organisasi mengandung maknabahwa komunitas politik yang dibangun manusia, mengatur dirinya dalambentuk pengorganisasi yang memungkinkan tiap-tiap menudia mengambil
perannya.
Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalamkehidupan berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya.Berkelompok dalam kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkanbertujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkankebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya,
disadari atau tidak, manusia berkelompok mempunyai tujuanmeningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisamemenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakankebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi
dengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai.
Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagaimakluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup berkelompokdengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah,
burung bangau, rusa, dansebagainya, tetapi terdapat perbedaan yangesensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektifpada binatang.
Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifatnaluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, dengan demikian sifatnyastatis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir. Contoh bentuk rumahlebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikianhalnya dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilakukolektif manusia bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui prosesbelajar (learning process).
Pembahasan
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Individusatu dapat mempengaruhi yang lain dan begitu juga sebaliknya “definisi secara psikologisosial “. Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhanakelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadikarena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yangmemiliki juga perilaku spesifik.
Jadi sudah kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli. pendapat dari berbagai para ahli pun bermacam-macam dan variatif seperti dijelaskan dibawah ini.
menurut para ahli :
1. Menurut H. Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
2. Menurut Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
3. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.”
4. Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
5. Siagian (2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.”
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam kehidupan sosial.
Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.Dorongan untuk makan
2.Dorongan untuk mempertahankan diri
3.Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1)penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2) penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1)Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2)Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3)Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Nilai adalah prinsip-prinsip dasar yang dianggap paling baik,paling bermakna, paling berguna, paling menguntungkan, dan palingdapat mendatangkan kebiasaan bagi manusia. Nilai kesatuan mengandungmakna bahwa komunitas politik merupakan kumpulan orang-orangyang memiliki tekad untuk bersatu dan komunitas politik hanya terwujudapabila adapersatuan. Nilai solidaritas mengandung makna bahwahubungan antar manusia dalam komunitas politik bersifat salingmendukung dan selalu membuka kesempatan untuk bekerja samadengan manusia yang lain. Nilai kebersamaan mengandung artikomunitas politik merupakan wadah bagi mereka untuk mewujudkantujaun hidup yang diidam-idamkan. Nilai organisasi mengandung maknabahwa komunitas politik yang dibangun manusia, mengatur dirinya dalambentuk pengorganisasi yang memungkinkan tiap-tiap menudia mengambil
perannya.
Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalamkehidupan berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya.Berkelompok dalam kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkanbertujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkankebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya,
disadari atau tidak, manusia berkelompok mempunyai tujuanmeningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisamemenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakankebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi
dengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai.
Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagaimakluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup berkelompokdengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah,
burung bangau, rusa, dansebagainya, tetapi terdapat perbedaan yangesensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektifpada binatang.
Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifatnaluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, dengan demikian sifatnyastatis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir. Contoh bentuk rumahlebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikianhalnya dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilakukolektif manusia bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui prosesbelajar (learning process).
Pembahasan
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Individusatu dapat mempengaruhi yang lain dan begitu juga sebaliknya “definisi secara psikologisosial “. Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhanakelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadikarena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yangmemiliki juga perilaku spesifik.
Jadi sudah kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli. pendapat dari berbagai para ahli pun bermacam-macam dan variatif seperti dijelaskan dibawah ini.
menurut para ahli :
1. Menurut H. Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
2. Menurut Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
3. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.”
4. Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
5. Siagian (2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.”
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam kehidupan sosial.
Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.Dorongan untuk makan
2.Dorongan untuk mempertahankan diri
3.Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1)penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2) penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1)Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2)Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3)Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Kesimpulan
Selain menjadi makhluk individu, manusia juga menjadi makhluk sosial. Makhluk sosial ialah: makhluk yang tidak dapat hidup sendiridi dunia ini dan membutuhkan bantuan orang lain untuk terus hidup. Karena menjadi makhluk sosial manusia memiliki sifat suka bekerjasama dan bersaing . Apabila dalam bekerjasama dan bersaing manusia berlaku terbuka maka akan tercipta harmoni sosial. Akan tetapi jika masnusia bersaing secara tidak tertutup maka bisa terjadi konflik antar manusia. Sebagai makhluk sosial manusia merindukan suasana damai tetapi juga tak pernah terhindar dari konflik. Desain manusia sebagai makhluk sosial bukan fikiran manusia, tetapi juga berasal dari Tuhan Sang Pencipta. Kitab Suci penuh dengan pesan-pesan harmoni sosial
Kesimpulan dari makalah ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipungkiri lagi. Manusia membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupan di dunia ini begitu juga manusia membutuhkan Tuhan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Tanpa mempercayai Tuhan manusia tidak akan merasakan ketenangan melainkan kegelisahan dalam hidupnya
Selain menjadi makhluk individu, manusia juga menjadi makhluk sosial. Makhluk sosial ialah: makhluk yang tidak dapat hidup sendiridi dunia ini dan membutuhkan bantuan orang lain untuk terus hidup. Karena menjadi makhluk sosial manusia memiliki sifat suka bekerjasama dan bersaing . Apabila dalam bekerjasama dan bersaing manusia berlaku terbuka maka akan tercipta harmoni sosial. Akan tetapi jika masnusia bersaing secara tidak tertutup maka bisa terjadi konflik antar manusia. Sebagai makhluk sosial manusia merindukan suasana damai tetapi juga tak pernah terhindar dari konflik. Desain manusia sebagai makhluk sosial bukan fikiran manusia, tetapi juga berasal dari Tuhan Sang Pencipta. Kitab Suci penuh dengan pesan-pesan harmoni sosial
Kesimpulan dari makalah ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipungkiri lagi. Manusia membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupan di dunia ini begitu juga manusia membutuhkan Tuhan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Tanpa mempercayai Tuhan manusia tidak akan merasakan ketenangan melainkan kegelisahan dalam hidupnya
Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Pengertian Manusia adalah makhluk
yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa
yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya
dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan
sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk
sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya
adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di
dalam kebersamaan.
1.
Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia
sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat
yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis,
yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan
diri
3. Dorongan untuk melangsungkan
jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan
bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana
antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan
membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh
manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga
mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan
melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan bentuk-bentuk
kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari
luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini
adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga
dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara
efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita
lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam
kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia
itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk
dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu
sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial
didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan
manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor
personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat
mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika
kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan
memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi
tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau
dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang
terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran
agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang
selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang
diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali
melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk
sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu
menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
2.
Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia
mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap
manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai
makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk
sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta
bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini,
spesialisasi dan integrasi atau organisasi harus saling membantu. Sebab
kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama
dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk
kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk
sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh
lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial,
kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal
(institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
3.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak
hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan
sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin
berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup
sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup
dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan
positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan
bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti
saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi
badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin
diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain
pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai
rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh
apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu
tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia
memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik
merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant
mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan".
Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti
yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil
penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa
pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai
makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi
kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan
rohani.
Kesimpulan
Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a.
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.
Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
1. Persebaran suku bangsa di Indonesia
Suku
bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar
tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada
beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu:
ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik,
antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang
membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku bangsa merupakan
kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari
keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan
sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari
nenek moyang mereka.
Ada
teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan,
Provinsi Yunan sekarang. Ada juga teori “Nusantara.” Mari kita bahas kedua
teori ini. Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara
bergelombang. Ada dua gelombang terpenting.
1.
Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah
dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga
Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga
Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu
Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di
Sulawesi.
2.
Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu
Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman
Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minangkabau,
Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.
Menurut
teori “Nusantara” penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini
didukung banyak ahli, seperti J.Crawfurd, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan
Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah
memiliki peradaban yang tinggi pada bada ke-19 SM .Tidak diketahui secara pasti
berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku
bangsa yang tinggal di Indonesia. Keragaman suku bangsa di Indonesia antara
lain disebabkan oleh:
- perbedaan ras asal,
- perbedaan lingkungan geografis,
- perbedaan latar belakang sejarah,
- perkembangan daerah,
- perbedaan agama atau kepercayaan, dan
- kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.
Faktor
lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain
sebagai berikut.
- Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.
- Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Besar kecilnya suku bangsa yang ada di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup besar, antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis, Makassar, Minangkabau, Bali, dan Batak.
Biasanya
suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara
kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan
orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.
Menghormati keragaman suku bangsa
Bagaimana
kita bisa bersikap menghormati keragaman suku bangsa yang ada di tanah air?
Kita bisa mengembangkan sikap berikut ini.
- Menerima suku-suku bangsa lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita tidak hanya bertemu orang satu suku bangsa.
- Menambah pengetahuan kita tentang suku-suku lain. Mempelajari suku bangsa lain tidak harus datang ke daerah tempat tinggal mereka.
- Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.
Keragaman
suku bangsa merupakan kenyataan bangsa kita. Inilah kekayaan bangsa kita. Kalau
kita tidak menghormati suku bangsa sendiri, kita tidak akan menjadi bangsa yang
kuat. Kita tidak boleh hanya membanggakan suku bangsa kita sendiri dan
merendahkan suku bangsa lain. Kalau kita tidak menghormati keanekaragaman suku
bangsa, tidak akan tercipta kedamaian dalam hidup bersama. Tidak adanya saling
menghormati antarsuku bangsa akan menimbulkan konflik. Contohnya banyak. Antara
lain konflik di Poso, konflik di Sambas, dan konflik di Maluku.
Keanekaragaman Budaya di Indonesia
Istilah
budaya berasal dari kata Sansekerta, yaitu buddayah atau buddhi yang berarti akal budi.
Kebudayaan berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Ada
tiga bentuk kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam bentuk gagasan, kebiasaan, dan
benda-benda budaya.
- Kebudayaan yang berupa gagasan, antara lain ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan peraturan.
- Kebudayaan yang berupa kebiasaan, antara lain cara mencari makan (mata pencarian), tata cara pergaulan, tata cara perkawinan, kesenian, dan bermacam-bermacam upacara tradisi.
- Kebudayaan yang berupa benda adalah semua benda yang diciptakan oleh manusia, seperti alat-alat keperluan sehari-hari, rumah, perhiasan, pusaka (senjata), kendaraan, dan lain-lain.
Manusia
menciptakan kebudayaan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Selain
itu, kebudayaan juga diciptakan untuk mengolah alam agar bermanfaat untuk
kehidupan manusia. Karena kondisi lingkungan alam berbeda-beda, maka terjadilah
keanekaragaman kebudayaan.
1. Mengenal keragaman budaya di Indonesia
Lingkungan
tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa
dan di Bali biasanya dibangun langsung
di atas tanah. Sementara rumah-rumah
adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung.
Alasan orang membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan
menghindari binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara
ternak dan menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari
bermacam-macam bentuk rumah adat. Berikut ini beberapa contoh rumah adat.

- Rumah Bolon (Sumatera Utara).
- Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
- Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
- Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
- Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
- Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan).
- Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua)..
Setiap
suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan.
Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku,
perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa
kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku. Beberapa contoh upacara
adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
- Seren taun (Sunda).
- Kasodo (Tengger).
- Nelubulanin, ngaben (Bali).
- Rambu solok (Toraja).
Keberagaman
kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam
bentuk kesenian daerah.
Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.
- Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
- Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
- Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
- Riau Soleram
- Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
- Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang
- Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
- Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
- Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih
- Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng
- Kalimantan Barat Cik Cik Periok
- Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
- Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
- Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
- Sulawesi Selatan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
- Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
- Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
- NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
- Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
- Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko
Tari-tarian Tradisional Indonesia
- Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
- Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
- Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
- Riau Tari Joget Lambak, Tandak
- Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak
- Lampung Tari Melinting, Bedana
- Bengkulu Tari Adum, Bidadari
- Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih
- Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
- Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras
- Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
- Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong
- Bali Tari Legong, Arje, Kecak
- Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari
- Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang
- Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung
- Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian
- Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun
- Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang
- Sulawesi Selatan Tari Kipa, Gaurambuloh
- Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo
- Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote
- Sulawesi Utara Tari Maengket
- Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang
- Papua Tari Perang, Sanggi
Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia
- Banten Debus
- DKI Jakarta Ondel-ondel, Lenong
- Jawa Barat Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
- Jawa Tengah Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak Alang, Sintren
- Jawa Timur Ludruk, Reog, Wayang Kulit
- Bali Wayang Kulit, Janger
- Riau Makyong
- Kalimantan Mamanda
Selain
hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia
juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan
oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara
lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara,
Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di
Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang
cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
Menghormati budaya di Indonesia
Keanekaragaman
budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan
modal utama untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah
puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah Indonesia. Kebudayaan
daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-syarat,
seperti:
- menunjukkan ciri atau identitas bangsa
- berkualitas tinggi sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan
- pantas dan tepat diangkat sebagai budaya nasional.
Kebudayaan
nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua
bangsa kita, sehingga menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan
pada saat kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan peringatan kemerdekaan 17
Agustus, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau
swasta. Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya
keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan
warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman
budaya. Kita juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan
budaya yang ada sekarang ini
Bagaimana
cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati
keanekaragaman budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
- Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
- Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
- Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
- Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.
- Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri.
sumber:
http://galangalfarisi22.blogspot.com
http://virgiolivia.blogspot.com/